Kita bisa menanggung rasa seperti tentara - tentara di tanah perang
Menunda rasa di tanah sayang, sayang
Kita bisa ber-akting layaknya para pencinta peran
Dan berpura - pura melapisi diam
Sedang rindu ini tak pernah padam sayang
Bergejolak dalam diam, berjalan dalam diam
Terombang ambing di awang
Menembus kabut menghisap diam
Sayang, masihkah dirimu riang dan bersenandung dalam hujan walau kau tak semesranya tenang
Saturday, February 15, 2014
Dalam diam
Labels:
badploi,
Dalam diam,
kangen,
ploi,
puisi,
rindu,
sajak,
Zaddam Hussein
Tuesday, February 4, 2014
Negaraku. Bukan negaraku.
Kita kehilangan jati diri!
Bisu, tak lagi berani berbicara.
Berputar putar memilih warna.
Bingung akan warna sendiri.
Bingung akan tanah sendiri.
Apa mau-mu negaraku?
Apa mau-mu permerintahan Indonesia-ku?
Tidakkah kalian sadar kita tak lagi berwajah, tak lagi berwarna, tak lagi merah maupun putih!
Bisu, tak lagi berani berbicara.
Berputar putar memilih warna.
Bingung akan warna sendiri.
Bingung akan tanah sendiri.
Apa mau-mu negaraku?
Apa mau-mu permerintahan Indonesia-ku?
Tidakkah kalian sadar kita tak lagi berwajah, tak lagi berwarna, tak lagi merah maupun putih!
Apa. Ini.
Dari cinta yang luar biasa hingga rindu melarut dalam luka. Bias. Tak lagi berbatas.
Subscribe to:
Posts (Atom)