Wednesday, September 8, 2010

Kritikan Pedas Seorang Sahabat

BUZZ!!!

  • A: Aku rindu dia.. T.T
  • Z: lemah! lepaskan! relakan! ikhlaskan!
  • A: salahkah!
  • Z: mereka saja sanggup.
  • Z: kau takut melangkah ke depan!?
  • A: Bukan takut..tpi sulit
  • A: Sulit untuk melangkah
  • Z: berusahalah. bila perlu benci dia!
  • A: Tolol..
  • A: Tak perlu melakukan hal itu demi mendapatkan kesenangan semata dan sementara
  • A: Biarlah mendarah daging..
  • A: Mgkn byk pelajaran yg saya dapat dri smua ini
  • Z: dia pun berharap kau melangkah. bila dia benar - benar sayang. dia akan rela dibenci agar kau melangkah maju
  • A: aku tak berharap apa yg dia harapkan
  • A: Inilah aku..biarkan aku yg menjawab smua tanda tanya itu
  • Z: terserah! kau terlalu egois! membuat smuanya berputar - putar pada tempatnya.hidup itu untuk maju. mempelajari apa yang ada di belakang. biarkan itu menjadi warna dalam kenangan..
  • A: Orang yg mengatakan seseorang egois tidak menydari keegoisan dirinya sendiri..
  • A: Inilahh aku..terima kasih teman dgn saranmu yg terlalu membosankan untuk ku dengar..sudah byk yg memberikan kata" itu kepadaku
  • Z: lihatlah, kau berkata tanpa arah untuk memenangkan keinginanmu sendiri.
  • A: Kau meremehkan hanya karna beberapa kata driku
  • A: Aku hanya berucap rindu..
  • A: Apakah itu cermin dri kelemahanku
  • Z: tidak. itu sifat manusia. tak pernah aku berucap kau salah karena merindukannya. kau hanya terbawa ego dan perasaan, untuk sementara berpikirlah dengan logika. mungkin itu dapat membantu kau melupakannya tanpa harus membencinya.
  • A: Haha..
  • A: "Tanpa harus membencinya"
  • A: "Bila perlu benci dia"
  • A: Mana yg hrus aku cerna teman?
  • A: Sudahlaah..
  • A: Hanya aku yg dpat menjawab semua itu
  • A: Terima kasih dgn kata"mu..
  • A: Aku hanya ingin kau meluangkan wktumu untuk mendengarkan ceritamu
  • Z: "bila perlu benci dia" cb kau cerna kata - kata ini. "bila perlu". tak harus kau lakukan.
  • A: Dari awal kau hanya menginginkan aku setegar yg kau bayangkan..
  • A: Brusaha membuatku melupakan dia
  • A: Maaf saya tak sekokoh apa yg kau bayangkan
  • Z: yaahhh.. itu cuma kritikan dari seseorang sahabat. maaf bila terlalu pedas. aku cuma ingin melihat kau berhenti termenung dengan semua masa lalumu.
  • Z: semua itu hakmu. aku tak patut meng-komandoi-mu.
  • A: Ahahaha..yaaa aku terima smuanya teman..
  • A: Terima kasih
  • Z: tetap tegar. aku yakin kau kembali meroket ke langit.
  • A: Ya ya ya..semoga
  • A: Bgitu jga kau sahabat
  • Z: hha.. terima kasih.
  • A: Untuk skrg biarlah kita trus merunduk dgn pengalaman yg kita dpatkan
  • Z: yaa.. dan menjadi padi yang berisi di kemudian hari. :)

[end of conversation]

Garis

Kau melewatinya dengan tegap.

Berpandang lurus ke depan.

Seakan tak mempelajari apa yang kau lewatkan.


Kau bertarung dengan kebutuhan.

Kesenangankah? atau kebiasaan?


Kau tinggalkan semua yang bisa di pelajari.

Tak bisakah kau berjalan dengan melihat sekitar.

Mempelajarinya.

Hingga membentuk pribadi.

Yang tentu menjadikanmu lebih baik.


Tanya!

Apakah semua itu membahagiakan?

Apakah kebahagiaan yang kau jinjing?


Hanya kau yang tahu.

Hanya dirimu yang merasakan.


Garis yang kau lalui itu maya tak nyata.

Hanya kabut ilusi dari kebahagiaan.

Yang seharusnya kau tinggalkan.

Untuk melirik ke sekitarmu.

Dan menjadikannya bahagia yang nyata.

Saturday, September 4, 2010

Buku Kehidupan

Menggaris bawahi semua yang indah saat ber-rotasi.

Membaca kembali buku yang berdebu.

Tersadar kalau semuanya itu palsu.

Tak seindah tak kasat mata.


Mengacu pada pengalaman.

Menghapus kembali yang pernah indah.

Menjadikannya sebuah bacaan yang tak kau dapat dari pendidikan normal.


Menutup, dan membuka.

Untuk akhir dan awal.

Entah itu indah atau pun buruk ...

Berkilau Untuk Merapuh

Terpapar dengan gamblang semua cerita masa lalu.

Mengais kembali jejak berkilau.

Tanpa harus berkata.


Semua yang berawal pasti mempunyai sebuah ujung.

Entah itu jurang ketiadaan atau hamparan luas nan indah.

Tak akan dan tak mungkin kembali menjadi nyata.

Yang ada hanyalah sisa - sisa terbakar.

Dengan api kebohongan.


Dan semuanya menjadi terlelap.

Terbias...