Wednesday, August 1, 2012

Perompak Jiwa

di timur laut terbentang bintang
waktu kian menjauh bintang pun semakin enggan bergelayut di timur laut
tak lagi kau lihat matahari terbit
bunyi bunyi menjelang pagi semakin berisik
jangkrik, dingin, dan kenang-mu semakin tipis seiring bara api di ujung tembakau
seiring bara api muncul di ufuk timur

kau tahu yang paling indah di dunia ini tak lain hanyalah memandang mu tersenyum
andai kasih...
bertemu dengan mu adalah neraka aku lebih memilih neraka biar lebur terbakar semua raga tapi menjiwaimu aku lebih memilih

matamu yang sebening embun di padang pasir
aku merindukanmu...

rambut hitam yang kau tata dengan acak seolah ukiran - ukiran picasso di atas kanvas

hhehehe...

kenapa setiap membayangkanmu aku selalu tersenyum, kadang tertawa, padahal kau tak berniat mengembalikan jiwa yang kau curi

hhehehe...

biarkan alasan-alasan itu menjawab sendiri semakin waktu beranjak dari senja menuju malam lalu pagi
kembali....

berayun syahdu kembali di langit timur laut

No comments:

Post a Comment